07 December 2014
Gaya hidup masyarakat yang berkembang saat ini yang tidak bisa dari lepas dari perangkat digital seperti smartphone, android maupun komputer plus akses internetnya ternyata tidak selamanya baik. Apalagi Kehidupan yang kental dengan nuansa komputerisasi, bahkan sampai ada anekdot awam yang mengatakan manusia kini tak bakal bisa hidup tanpa seperangkat gadget untuk mengakses dunia maya.
Mengenalkan komputer di usia dini tidak akan membuat anak menjadi pintar
Bahkan, mereka mengirim anak-anaknya ke sekolah prestisius yang dikenal tak mau memakai perangkat digital maupun komputer dalam kegiatan belajar-mengajarnya. Sekolah itu, bernama "Waldorf School of the Peninsula", Amerika Serikat.
"Saya secara fundamental menolak gagasan bahwa anda membutuhkan bantuan teknologi digital di sekolah dasar," tegas Alan Eagle, Executive Communications Google.
Karena alasan itu pula, ia menyekolahkan putrinya, Andie, di Waldorf School yang mengandalkan filosofi pendidikan itu harus "memanusiakan manusia".
Seperti dikutip dari The New York Times, kelas-kelas belajar di Waldorf tampak seperti kelas klasik. Tak ada perangkat elektronik, komputer, maupun "tablet" untuk membuka buku elektronik.
Kelas-kelasnya justru berdinding kayu. Mereka juga menggunakan papan dan kapur tulis, buku-buku eksiklopedia, dan buku tulis biasa serta pensil. Para siswa juga secara rutin belajar dan bermain di tanah lapang maupun lahan bercocok tanam milik sekolah.
Andie, putri Eagle yang duduk di kelas V, masih mendapat pelajaran kerajinantangan, yakni membuat kaos kaki. Merajut, menurut guru Waldorf, mampu membantu anak-anak belajar memahami pola dan matematika.
Menggunakan jarum dan benang, dapat mengasah kemampuan siswa memecahkan masalah dan belajar koordinasi.
Cathy Waheed, guru kelas Andie, mengajarkan matematika kepada anak-anak dengan cara sederhana. Ia menggunakan buah-buahan, kue atau roti yang dipotong-potong.
“Saya yakin, dengan cara ini, mereka bisa secara mudah menguasai matematika," tutur Waheed.
Ia mengatakan, mengajarkan siswa menggunakan komputer tak akan membuat mereka lebih pintar.
"Tak ada satu pun penelitian ilmiah yang membuktikan komputer bisa membuat anak-anak pintar. Pendidikan, harus ditujukan sebagai proses anak-anak mengenal diri maupun dunianya secara bebas melalui metode-metode ilmiah," tandasnya.
TERNYATA KOMPUTER TIDAK BISA MEMBUAT ANAK-ANAK MENJADI PINTAR
Gaya hidup masyarakat yang berkembang saat ini yang tidak bisa dari lepas dari perangkat digital seperti smartphone, android maupun komputer plus akses internetnya ternyata tidak selamanya baik. Apalagi Kehidupan yang kental dengan nuansa komputerisasi, bahkan sampai ada anekdot awam yang mengatakan manusia kini tak bakal bisa hidup tanpa seperangkat gadget untuk mengakses dunia maya.
Mengenalkan komputer di usia dini tidak akan membuat anak menjadi pintar
Bahkan, mereka mengirim anak-anaknya ke sekolah prestisius yang dikenal tak mau memakai perangkat digital maupun komputer dalam kegiatan belajar-mengajarnya. Sekolah itu, bernama "Waldorf School of the Peninsula", Amerika Serikat.
"Saya secara fundamental menolak gagasan bahwa anda membutuhkan bantuan teknologi digital di sekolah dasar," tegas Alan Eagle, Executive Communications Google.
Karena alasan itu pula, ia menyekolahkan putrinya, Andie, di Waldorf School yang mengandalkan filosofi pendidikan itu harus "memanusiakan manusia".
Seperti dikutip dari The New York Times, kelas-kelas belajar di Waldorf tampak seperti kelas klasik. Tak ada perangkat elektronik, komputer, maupun "tablet" untuk membuka buku elektronik.
Kelas-kelasnya justru berdinding kayu. Mereka juga menggunakan papan dan kapur tulis, buku-buku eksiklopedia, dan buku tulis biasa serta pensil. Para siswa juga secara rutin belajar dan bermain di tanah lapang maupun lahan bercocok tanam milik sekolah.
Andie, putri Eagle yang duduk di kelas V, masih mendapat pelajaran kerajinantangan, yakni membuat kaos kaki. Merajut, menurut guru Waldorf, mampu membantu anak-anak belajar memahami pola dan matematika.
Menggunakan jarum dan benang, dapat mengasah kemampuan siswa memecahkan masalah dan belajar koordinasi.
Cathy Waheed, guru kelas Andie, mengajarkan matematika kepada anak-anak dengan cara sederhana. Ia menggunakan buah-buahan, kue atau roti yang dipotong-potong.
“Saya yakin, dengan cara ini, mereka bisa secara mudah menguasai matematika," tutur Waheed.
Ia mengatakan, mengajarkan siswa menggunakan komputer tak akan membuat mereka lebih pintar.
"Tak ada satu pun penelitian ilmiah yang membuktikan komputer bisa membuat anak-anak pintar. Pendidikan, harus ditujukan sebagai proses anak-anak mengenal diri maupun dunianya secara bebas melalui metode-metode ilmiah," tandasnya.
Related Posts
KONSEP, PROGRAM DAN STRATEGI PEMENUHAN STANDAR PROSES Menurut PP No. 19 tahun 2005 dijelaskan bahwa Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan ...
MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY (PENEMUAN) A. Pengertian Model Pembelajaran Penemuan Penemuan adalah terjemahan dari discovery. Menurut Sund ”discovery adalah proses mental di ...
Mengenal sekilas tentang Pendidikan Inklusif AL-MAUDUDY.COM (21/11/2017) - Inklusif diambil dari kata dalam bahasa inggris yakni “to include” atau “inclusion” atau “inclusive” y ...
TINGKATAN BERFIKIR KOGNITIF BERDASARKAN TAXONOMI BLOOM Taksonomi Bloom adalah struktur hierarkhi yang mengidentifikasikan skills mulai dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi. Tentuny ...
Penelitian Tindakan semudah ABC Beberapa waktu terakhir upaya peningkatan profesionalitas guru melaui kegiatan meneliti dan menulis karya ilmiah kembali mengemuka. ...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Postingan Terbaru
Populer Post
Arsip Blog
Artikel Pilihan
Kontingen NTB Siap Berlaga di GSI Nasional 2024: Tiga Siswa SPENEL Wakili Lombok Timur
Pelepasan kontingen GSI Kab. Lombok Timur oleh PJ. Bupati di ruang kerjanya Aikmel, 14 Oktober 2024 - Sebanyak 18 siswa yang tergabung dala...

Aku hanya guru Go-Blog yang suka berbagi informasi demi kemajuan dunia pendidikan.