06 March 2014
JAKARTA - Mungkin banyak pelajar atau bahkan masyarakat
luas bertanya-tanya bagaimana proses pembuatan soal-soal Ujian Nasional
(UN) sebagai syarat kelulusan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.
Ternyata, terdapat sejumlah proses yang harus
dilewati hingga akhirnya menghasilkan soal-soal tersebut. Hal ini
disampaikan Kabalitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) Khairil Anwar. Dia menyatakan, setiap tahun kualitas dan
kredibilitas UN untuk tiap jenjang pendidikan berusaha mereka
tingkatkan.
"Kami meningkatkan pengawasan mulai dari hulu hingga hilir, yakni dari awal pembuatan kisi-kisi soal hingga akhirnya soal diterima di tiap daerah," kata Khairil kepada okezone di ruang kerjanya di Komplek Kemendikbud, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (5/3/2012).
Khairil mengungkapkan, tahapan pertama berupa pembuatan kisi-kisi soal UN. Kemudian, ujarnya, kisi-kisi tersebut harus sesuai dengan kurikulum yang ada. "Jangan sampai kurikulumnya ke barat, soal-soalnya justru ke arah timur," tuturnya menganalogikan.
Tahap ketiga, lanjutnya, adalah
pembuatan soal. "Kami mengarantina para pembuat soal dalam sebuah
ruangan. Kami jaga agar tidak ada selembar kertas pun ke luar dari
ruangan karantina tersebut," kata mantan Dekan Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor (IPB) tersebut.
Untuk tahap selanjutnya terkait
percetakan soal. Khairil menegaskan, pihaknya memfokuskan diri pada
titik ini berdasarkan kekurangan yang terjadi pada tahun lalu.
"Tahun
lalu banyak persoalan dengan percetakan. Banyak soal yang tidak jelas
sehingga membuat siswa saling bertukar soal. Padahal dengan bertukar
soal, akan timbul peluang untuk berbagi contekan. Tapi kami tidak bisa
menyalahkan mereka karena memang soalnya tidak jelas. Adapula soal yang
tercampur dalam satu amplop. Tertulis soal Biologi tapi terdapat pula
soal Matematika di dalamnya," ujar Khairil.
Mantan Dosen
Matematika IPB ini menyebutkan, tahapan selanjutnya adalah
pendistribusian soal UN ke daerah-daerah yang merupakan tanggung jawab
percetakan. Namun, Kemendikbud tidak melepas begitu saja proses
distribusi soal tersebut.
"Ketika distribusi soal UN ke
daerah-daerah akan dikawal oleh petugas kepolisian, perwakilan PT, dan
pegawai Kemendikbud. Kami berusaha meminimalisasi
kemungkinan-kemungkinan terjadinya kecurangan." ujarnya.
Selanjutnya,
kata Khairil, soal-soal yang akan dikerjakan para siswa dalam UN
dibedakan menjadi lima tipe soal dengan tingkat kesulitan yang sama.
Tahun ini, Kemendikbud pula yang menentukan denah tempat duduk dengan
kode soal.
"Jadi bukan lagi sesuai keinginan pengawas untuk
memberikan tipe soal tertentu kepada peserta UN melainkan sesuai dengan
tempat duduk yang telah ditetapkan Kemendikbud," kata Khairil. (rfa)
Sumber : kampus.okezone.com
Mengenal Proses Pembuatan Soal-Soal UN
JAKARTA - Mungkin banyak pelajar atau bahkan masyarakat
luas bertanya-tanya bagaimana proses pembuatan soal-soal Ujian Nasional
(UN) sebagai syarat kelulusan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.
Ternyata, terdapat sejumlah proses yang harus
dilewati hingga akhirnya menghasilkan soal-soal tersebut. Hal ini
disampaikan Kabalitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) Khairil Anwar. Dia menyatakan, setiap tahun kualitas dan
kredibilitas UN untuk tiap jenjang pendidikan berusaha mereka
tingkatkan.
"Kami meningkatkan pengawasan mulai dari hulu hingga hilir, yakni dari awal pembuatan kisi-kisi soal hingga akhirnya soal diterima di tiap daerah," kata Khairil kepada okezone di ruang kerjanya di Komplek Kemendikbud, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (5/3/2012).
Khairil mengungkapkan, tahapan pertama berupa pembuatan kisi-kisi soal UN. Kemudian, ujarnya, kisi-kisi tersebut harus sesuai dengan kurikulum yang ada. "Jangan sampai kurikulumnya ke barat, soal-soalnya justru ke arah timur," tuturnya menganalogikan.
Tahap ketiga, lanjutnya, adalah
pembuatan soal. "Kami mengarantina para pembuat soal dalam sebuah
ruangan. Kami jaga agar tidak ada selembar kertas pun ke luar dari
ruangan karantina tersebut," kata mantan Dekan Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor (IPB) tersebut.
Untuk tahap selanjutnya terkait
percetakan soal. Khairil menegaskan, pihaknya memfokuskan diri pada
titik ini berdasarkan kekurangan yang terjadi pada tahun lalu.
"Tahun
lalu banyak persoalan dengan percetakan. Banyak soal yang tidak jelas
sehingga membuat siswa saling bertukar soal. Padahal dengan bertukar
soal, akan timbul peluang untuk berbagi contekan. Tapi kami tidak bisa
menyalahkan mereka karena memang soalnya tidak jelas. Adapula soal yang
tercampur dalam satu amplop. Tertulis soal Biologi tapi terdapat pula
soal Matematika di dalamnya," ujar Khairil.
Mantan Dosen
Matematika IPB ini menyebutkan, tahapan selanjutnya adalah
pendistribusian soal UN ke daerah-daerah yang merupakan tanggung jawab
percetakan. Namun, Kemendikbud tidak melepas begitu saja proses
distribusi soal tersebut.
"Ketika distribusi soal UN ke
daerah-daerah akan dikawal oleh petugas kepolisian, perwakilan PT, dan
pegawai Kemendikbud. Kami berusaha meminimalisasi
kemungkinan-kemungkinan terjadinya kecurangan." ujarnya.
Selanjutnya,
kata Khairil, soal-soal yang akan dikerjakan para siswa dalam UN
dibedakan menjadi lima tipe soal dengan tingkat kesulitan yang sama.
Tahun ini, Kemendikbud pula yang menentukan denah tempat duduk dengan
kode soal.
"Jadi bukan lagi sesuai keinginan pengawas untuk
memberikan tipe soal tertentu kepada peserta UN melainkan sesuai dengan
tempat duduk yang telah ditetapkan Kemendikbud," kata Khairil. (rfa)
Sumber : kampus.okezone.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Postingan Terbaru
Populer Post
Arsip Blog
Artikel Pilihan
Pedoman Pengajuan Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK) Jabatan Fungsional Guru
Disclaimer : Pedoman Pengajuan DUPAK berikut adalah pedoman yang berlaku pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur Provins...
Aku hanya guru Go-Blog yang suka berbagi informasi demi kemajuan dunia pendidikan.